DSC_1248
Bagikan

Cilegon – Warga Suralaya protes tak kebagian jatah kerja di proyek Pembingkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa 9-10. Warga sekitar yang masih menanggur diklaim mencapai 500-700 orang.

Salah seorang warga Suralaya, Ismail mengatakan, dirinya bersama ratusan orang lainnya mempertanyakan banyak pekerja dari luar daerah yang justru bekerja di proyek tersebut.

“Ceritanya kita yang diprotes itu cuma dua hal, yaitu kerja dan umk yang diterapkan yang sebenar-benarnya menurut aturan Kota Cilegon. Intinya warga lokal yang nganggur ingin dipekerjakan di Suralaya unit 9-10,  selain itu nggak ada tuntutan apa-apa,” kata Ismail mewakili ratusan warga, Selasa (15/6/2021).

Ismail mengatakan ada sekitar 500-700 warga sekitar proyek yang masih menganggur. Mereka menunggu ada kejelasan soal warga lokal yang mau dipekerjakan di proyek tersebut.

“Untuk warga lokal yang sudah diperkerjakan paling 150 kalo yang belum kerja ada sekitar 500 sampai 700. Kami berharap bisa terserap dalam proyek ini, tuntutannya nggak neko-neko, cuma mau kerja dan UMK diterapkan,” katanya.

Padahal, kata Ismail, warga Suralaya yang menganggur itu bisa diajak bekerja untuk mengerjakan proyek yang saat ini masih dalam tahap proyek sipil.

“Tapi saya yakin bahwa masyarakat Suralaya mampu untuk bekerja profesional sesuai keahlian masing-masing,” katanya.

Perekrutan tenaga kerja di proyek tersebut dikoordinir oleh kelurahan dan forum kerja Cilegon (Foker C). Perusahaan sub kontraktor yang mengerjakan beberapa bidang pekerjaan tersebut merekrut pekerja melalui kelurahan.

“Kami mengikuti aturan yang diatur oleh kekurahan, kita ikuti jalur itu dengan cara mengikuti satu pintu, diarahkan dengan benar. Sampai saat ini alasannya peluang yang untuk dipekerjakan itu belum ada,” kata dia.

Sementara itu, Lurah Suralaya, Eman Sulaiman mengatakan, pekerjaan tahap awal di proyek 9-10 ini butuh pekerja yang ahli dan sesuai bidangnya. Warga yang protes itu diminta sabar karena proyek pembangkit listrik ini masih berjalan.

“Karena kondisi saat ini proyek baru dimulai, artinya belum banyak menerima tenaga kerja, bahkan kami mengarahkan supaya nanti yang dimasukkan adalah bener-bener yang sesuai dengan kemampuannya. Supaya nanti mereka bekerja ini sesuai juga dengan keinginan oleh perusahaan, perusahaan tidak merugi masyarakat juga tidak merugi, tapi sama-sama menguntungkan,” kata Eman.

Pihak kelurahan sudah melibatkan RT dan Foker C setempat dalam perekrutan tenaga kerja. Namun, karena beberapa pekerjaan membutuhkan skill, maka yang dipekerjakan mereka yang punya skill tersebut.

“Contoh skill-nya welder ya harus welder gak mungkin helper, jadi sesuai kemampuan pekerjaan nanti mereka dimasukkan. Kalau sekarang saya rasa belum terlalu banyak kegiatan, nanti kalau sudah mulai pasti akan kerepotan semuanya,” kata dia.

KOMENTAR