4 Tahun Banten Dipimpin WH-Andika, Mahasiswa Nilai Rakyat Jauh dari Sejahtera
11 Februari 2021
Serang - Provinsi Banten sudah 4 tahun dipimpin Wahidin Halim-Andika Hazrumy. Mahasiswa menilai
11 Februari 2021
Serang - Provinsi Banten sudah 4 tahun dipimpin Wahidin Halim-Andika Hazrumy. Mahasiswa menilai
Serang – Provinsi Banten sudah 4 tahun dipimpin Wahidin Halim-Andika Hazrumy. Mahasiswa menilai rakyat masih jauh dari kata sejahtera.
Di tangan keduanya, pengangguran, kesejahteraan guru honorer, hingga kemiskinan masih jadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Janji kampanye untuk mengentaskan kemiskinan dan pengangguran belum terpenuhi.
“Begitupun melihat kinerja yang sudah tidak lagi relevan dengan visi-misi WH-Andika yang jauh dari kebutuhan untuk masyarakat, banyak persoalan yang kami soroti, pengangguran, pendidikan, kesehatan, transaparani APBD 2021, KKN di Provinsi Banten, Kemiskinan, kesejahteraan guru honorer. Banyak ketimpangan yang terjadi ketika WH-Andika sudah tidak mempunyai arah dan tujuan memimpin Provinsi Banten,” kata Acep Rahmat, perwakilan mahasiswa Aliansi Banten Menggugat, Kamis (11/2/2021).
Soal pengangguran, Banten menempati urutan pertama provinsi dengan tingkat pengangguran tinggi se Indonesia 3 tahun berturut-turut sejak 2018-202. Selama 3 tahun itu, Banten masih dipimpin WH-Andika.
“Ini adalah simbol bahwa Pemprov Banten tidak pernah menghasilkan track record yang positif, Banten terus-menerus mengalami kenaikan angkatan kerja, sampai dengan Agustus 2020 sebesar 661 ribu orang menganggur,” ungkapnya.
Sorotan mahasiswa tetuju pada persoalan kemiskinan yang dinilai tak kunjung terentaskan. Angka penduduk masuk kategori miskin di Banten mencapai 775.990 orang atau 5,92%. Jumlah itu terdata dalam sensus penduduk Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2020.
“Kemiskinan problem yang tidak pernah habisnya di selesaikan oleh Wh-Andika penduduk miskin di Banten pada bulan Maret 2020 mencapai 5,92 persen atau sebanyak 775.990 orang,” katanya.
Aliansi mahasiswa beranjak menyoroti soal pendidikan, kesejahteraan guru honorer jadi soal yang mesti diselesaikan. Juga dengan infrastruktur internet untuk belajar daring selama pandemi.
Mahasiswa menyoroti ketimpangan anggaran yang lebih banyak dialokasikam untuk biaya operasional pejabat Pemprov. Sementara, akses internet di desa terpencil belum merata.
“APBD 2021 sebesar 16,15 ini adalah hasil dari berkongsi dengan DPRD Banten, yang mana nilai sebesar 7,641 Triliun lebih dianggarkan untuk biaya operasional yang mana biaya ini untuk membayar para pejabat dan Pegawai yang ada dilingkungan pemerintah provinsi Banten. Bukannya berempati dengan atas kondisi rakyat, malah mengeruk habis APBD 2021 untuk kepentingan para pejabat,” tuturnya.
Tangerang – Pagar laut misterius sepanjang 30,16 kilometer di pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, menjadi sorotan
Baca SelengkapnyaCilegon – DPC PPP Cilegon menggelar workshop bagi seluruh kadernya. Ketua DPC PPP Cilegon, Sahruji
Baca SelengkapnyaJakarta – Mahkamah Konstitusi menghapus ambang batas minimal persentase pengusulan pasangan calon presiden dan wakil
Baca SelengkapnyaJakarta – Presiden Indonesia ke-7, Joko Widodo, masuk dalam daftar finalis tokoh paling korup di
Baca SelengkapnyaCilegon – PLN Indonesia Power (PLN IP) melalui salah satu Unitnya yaitu Unit Bisnis Pembangkitan
Baca SelengkapnyaSerang – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Provinsi Banten, Arlan Marzan menerima
Baca SelengkapnyaSerang – Tiga bocah SD yang hanyut sepulang sekolah di Baros, Kabupaten Serang ditemukan tewas.
Baca SelengkapnyaSerang – Tiga bocah SD dilaporkan terbawa arus sungai saat lewati jembatan di belakang SMP
Baca SelengkapnyaLebak – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Provinsi Banten langsung menangani ruas jalan
Baca SelengkapnyaCilegon – Ormas besutan Hercules, GRIB Jaya kini mulai eksis di Cilegon, Banten. Hercules menunjuk
Baca Selengkapnya