Menyelami Sunyinya Keramaian: Suara yang Tak Terucap di Tengah Publik
23 Juni 2025
Serang - Di tengah kesibukan serta keramaian hidup sehari-hari, saya menyadari bahwa tak semua orang
23 Juni 2025
Serang - Di tengah kesibukan serta keramaian hidup sehari-hari, saya menyadari bahwa tak semua orang
Serang – Di tengah kesibukan serta keramaian hidup sehari-hari, saya menyadari bahwa tak semua orang sungguh-sungguh bebas menyuarakan pendapatnya. Ruang publik memang terlihat ramai dengan berbagai percakapan dan diskusi, tapi bila kita cermat, banyak pula yang memilih diam. Bukan karena mereka tak punya apa-apa untuk diutarakan, melainkan karena takut, ragu, atau merasa suaranya tak akan didengar.
Fenomena ini sesungguhnya sudah lama terjadi. Dalam masyarakat, suara mayoritas biasanya lebih didengar, sementara opini yang berbeda kerap terpinggirkan. Padahal, kerap kali dari suara-suara yang jarang terdengar itulah timbul gagasan baru dan kritik yang membangun-jika saja mereka diberi kesempatan.
Media sosial memang membuka ruang bagi siapa saja untuk berbicara, tapi kenyataan nya tak semua pendapat mendapat tempat yang sama. Yang sering viral atau mendapat perhatian justru pandangan yang dianggap “aman” dan mudah diterima. Sementara suara lain yang mungkin lebih jujur atau kritis, malah tenggelam oleh algoritma dan dinamika digital yang tak selalu adil.
Karena itu, saya rasa penting sekali untuk belajar mendengar dengan sungguh-sungguh. Bukan cuma mereka yang paling lantang atau populer, tapi juga mereka yang berbicara dengan tenang, bahkan lewat komentar kecil yang sering terlewatkan. Dalam keheningan mereka, mungkin tersimpan keresahan, harapan, atau bahkan solusi yang belum pernah kita pikirkan.
Memberi ruang bagi setiap suara berarti kita membangun masyarakat yang lebih dewasa serta inklusif yang melihat keberagaman opini bukan sebagai ancaman, tapi sebagai kekuatan. Semua ini bisa dimulai dari hal sederhana contohnya seperti menghargai perbedaan,tak cepat menghakimi,serta membuka ruang dialog tanpa mesti menunggu popularitas.
Memang tak mudah. Tapi perubahan besar biasanya berawal dari langkah kecil-keberanian untuk mendengar suara yang selama ini tersembunyi. Mungkin dengan cara itu, kita bisa memahami dunia ini lebih utuh, bukan hanya dari apa yang ramai dibicarakan tetapi juga dari apa yang selama ini tak berani diungkapkan.
Penulis:
Arsiati Salsabila (Mahasiswa Universitas Pamulang Serang)
Serang – Media sosial sudah jadi bagian penting dalam kehidupan mahasiswa masa kini. Dari tempat
Baca Selengkapnya
Serang – Ilmu sosial di Indonesia sampai saat ini masih menghadapi masalah mendasar, yaitu krisis
Baca Selengkapnya
Serang – Kasus paparan radioaktif Cs-137 di kawasan industri Cikande, Kabupaten Serang, menjadi pengingat bahwa
Baca Selengkapnya
Serang – Era digital telah mengubah wajah ilmu-ilmu sosial di Indonesia dengan kemajuan teknologi informasi,
Baca Selengkapnya
Serang – Banten dikenal sebagai daerah penyangga ibu kota yang memiliki banyak sumber daya potensial
Baca Selengkapnya
Serang – Di Indonesia, modernisasi sedang berkembang dengan cepat, terutama setelah munculnya era digital. Perubahan
Baca Selengkapnya
Serang – Pendidikan diindonesiaa saat ini berada pada titik yang membutuhkan perhtian serius dari seluruh
Baca Selengkapnya
Serang – Sorotan di Banten terhadap peran santri dalam membangun peradaban telah mengalami evolusi signifikan,
Baca Selengkapnya
Serang – Di tengah kesibukan serta keramaian hidup sehari-hari, saya menyadari bahwa tak semua orang
Baca Selengkapnya
Serang – Desa Situterate, yang dipimpin oleh Bapak Riki Amaludin sejak tahun 2019, menunjukkan perkembangan
Baca Selengkapnya