Serang – Di tengah gemuruh arus modernisasi dan perubahan iklim yang tak terbendung, terdapat sebuah kekayaan alam yang kini berada di ambang kepunahan. Ikan Wader Pari atau Rasbora argyrotaenia, spesies endemik Indonesia yang dikenal dengan berbagai nama seperti Lunjar Pari, Cecereh, dan Seluang, menghadapi ancaman serius akibat degradasi habitat dan penurunan kualitas perairan.
Ikan kecil ini, yang panjangnya berkisar antara 7 hingga 20 cm, merupakan bagian penting dari ekosistem perairan tawar. Dengan tubuh yang ramping dan warna emas keperakan, Wader Pari tidak hanya memukau mata tetapi juga memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan biologis. Sebagai predator utama, ikan ini membantu mengendalikan populasi serangga dan larva, menjaga perairan tetap bersih dari hama yang berpotensi merugikan.
Namun, keberadaan mereka yang semakin langka menimbulkan kekhawatiran. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa penurunan kualitas air, polusi, dan perubahan penggunaan lahan menjadi faktor utama yang mengancam kelangsungan hidup Wader Pari. Ikan ini, yang dikenal sensitif terhadap perubahan lingkungan, menjadi indikator penting bagi kesehatan ekosistem.
Di sisi lain, Wader Pari juga memiliki nilai ekonomis yang tidak terabaikan. Dagingnya yang gurih menjadi sumber protein yang disukai banyak orang, dan keberadaannya di pasar lokal mendukung perekonomian masyarakat sekitar. Namun, tanpa upaya konservasi yang serius, kita mungkin akan kehilangan lebih dari sekadar sumber makanan—kita kehilangan bagian dari warisan alam kita.
Langkah-langkah konservasi mendesak perlu diambil untuk melindungi spesies ini. Pemerintah dan lembaga konservasi harus bekerja sama untuk memulihkan habitat, mengatur penangkapan, dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keberlanjutan spesies ini. Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk memahami kebutuhan biologis dan ekologis Wader Pari, sehingga strategi konservasi yang efektif dapat dikembangkan.
(dmg/red)