
Melancong ke Bukit Teletubbies Cilegon, Seindah Apa Sih?
13 September 2021
Cilegon - Pelancong di Banten mungkin tak asing dengan salah satu
13 September 2021
Cilegon - Pelancong di Banten mungkin tak asing dengan salah satu
Cilegon – Pelancong di Banten mungkin tak asing dengan salah satu bukit yang terletak di Suralaya, Pulomerak, Kota Cilegon. Bukit iti dikenal dengan nama Bukit Teletubbies.
Ketinggiannya diperkirakan 400-an meter di atas permukaan laut (mdpl). Pemandangan sisi utara bukit tampak jelas area pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Suralaya. Sisi selatan bukit, pelancong disuguhkan dengan pemandangan perbukitan dan rumah-rumah warga.
Untuk sampai ke puncak bukit, para pelancong membutuhkan waktu sekitar 30-45 menit tergantung kecepatan mendaki. Perlu persiapan fisik dan sedikit pemanasan agar tak mudah lelah saat mendaki.
Belum ada jalur pendakian pasti untuk sampai ke puncak Bukit Teletubbies, namun jalur yang biasa dipakai oleh warga sekitar dan para pelancong biasanya mendaki via jalur SMP Negeri 10 Cilegon yang berada di Kelurahan Suralaya.
Tim ujaran.co pada Sabtu (11/9/2021) mencoba mendaki ke puncak Bukit Teletubbies. Kami memulai perjalanan dengan meraba jalur pendakian. Perjalanan dimulai dengan menenpuh jalan setapak yang berada di belakang SMA Negeri 4 Cilegon.
Kami sempat tersesat tak tahu arah menuju bukit, warga setempat yang kami tanya menunjukkan jalur menuju bukit. Kami diarahkan untuk mengikuti jalur yang berada di sisi pagar SMA Negeri 4 Cilegon tersebut.
“Lewatnya jalan sana, ada rumah yang lagi dibangun,” kata warga tersebut.
Di sana, kami tak menemukan jalur yang biasa dilalui oleh pelancong maupun warga. Alhasil, kami menembus deretan ilalang yang tumbuh liar, tingginya mencapai 3 meter.
Usai menembus padang ilalang, kami sedikit lega lantaran pemandangan rerumputan hijau mulai terlihat. Kami melanjutkan perjalanan tanpa alur yang jelas “asal sampai,” begitu kira-kira celotehan salah seorang tim kami.
Sesampainya di padang rerumputan, kami hanya menemukan satu-dua pohon yang bisa dijadikan tempat berteduh. Karakteristik bukit itu bebatuan, mungkin itu yang menyebabkan pohon rindang sulit tumbuh.
Jalur yang kami daki tak begitu terjal, masih bisa dilalui oleh para pelancong yang belum pernah mendaki atau pendaki amatir.
Perjalanan kami lalui setengah jalan, sebelum sampai ke puncak, tubuh mulai mengeluarkan keringat, napas mulai terengah. Pertanda perjalanan sudah ditempuh setengah jalan.
Puncak bukit sudah mulai tampak, pemandangannya gersang tak ada pepohonan saat kami melewati jalur tersebut. Alhasil, sampailah kita di puncak Bukit Teletubbies dengan kondisi kelelahan.
Di puncak bukit, kami leluasa memandang lautan Selat Sunda, pun begitu dengan atap rumah-rumah warga yang berjejer di kaki bukit. Tak ketinggalan, rona kemerahan matahari tenggelam tampak begitu memesona.
Semilir angin di atas bukit membuat keringat kami mengering di badan meski pemandangan sunset tak seindah di Bukit Sikunir atau gunung Prau di Dieng, Jawa Tengah.
Tapi itu tak jadi soal, bagi kami melihat luasnya Selat Sunda, matahari tenggelam dan hijaunya perbukitan sudah mengobati lelahnya perjalanan mendaki bukit.
Sampai ke puncak sudah, menikmati panorama alam sudah, saatnya kami turun. Kami memulai perjalanan turun bukit sekitar pukul 19.00 WIB, kerlip lampu PLTU Suralaya tampak begitu jelas, tak ketinggalan semburat cahaya lampu dari permukiman warga sekitar bukit.
Namun, susasana gelap menyelimuti bukit, kami memulai perjalanan turun bermodalkan senter dan lampu blits tekepon seluler kami masing-masing. Tak ada penunjuk arah, kami hanya bisa menebak arah jalan pulang.
Perjalanan turun kami tempuh melalui sisi timur bukit, lambat laun seiring perjalanan itu, kami menemukan pemandangan bak padang savana di Bromo. Meskipun tak seindah aslinya padang savana Bromo. Ya, bisa dikatakan miniaturnya lah.
Puncak bukit usai kita tinggalkan, yang jadi pertanyaan saat itu, jalur mana yang akan kita tempuh untuk bisa kembali ke permukiman warga. Sementara, ilalang yang tinggi membuat kami kehilangan arah.
Kami coba meraba, satu arah dicoba, namun yang ditemui semak belukar. Kami coba ke arah satunya lagi hanya jalan setapak. Jalan setapak itu yang akhirnya kami pilih sebagai arah jalan pulang.
Jalan itu kami tempuh dengan menembus sisa tanaman singkong yang ditanam warga sekitar. Ujung jalan itu berada di sudut tembok pagar SMP Negeri 10 Cilegon.
Akhirnya, kami menemukan jalan pulang. Perjalanan usai dengan rasa lelah yang terobati kegembiraan dan panorama Bukit Teletubbies nan memesona.
Serang – Meskipun peluncuran standar Copilot+ PC diharapkan dapat mendorong penjualan laptop yang ditenagai oleh
Baca SelengkapnyaSerang – Google Drive adalah layanan penyimpanan cloud dari Google yang memberikan ruang penyimpanan gratis
Baca SelengkapnyaSarapan adalah waktu makan yang paling penting dalam sehari, terutama bagi anak-anak yang sedang dalam
Baca SelengkapnyaCilegon – Setelah sukses dengan gelaran pertamanya tahun lalu, The Surosowan Cilegon kembali menghadirkan acara
Baca SelengkapnyaSerang – OpenAI, perusahaan terkemuka dalam penelitian dan pengembangan kecerdasan buatan, baru saja meluncurkan proyek
Baca SelengkapnyaSerang – iPhone 16 hadir dengan sejumlah fitur unggulan yang membuat ponsel ini semakin menarik.
Baca SelengkapnyaBulan Muharram merupakan salah satu bulan suci dan istimewa bagi umat Islam. Bulan pertama dalam
Baca SelengkapnyaSerang – Meta memperluas kemampuan AI mereka dengan menghadirkan “Meta AI” ke berbagai platform, termasuk
Baca SelengkapnyaSerang – Poco F6, penerus Poco F5, resmi meluncur di Indonesia dan siap menggebrak pasar
Baca SelengkapnyaSerang – Huawei memperluas jajaran tabletnya di Indonesia dengan meluncurkan MatePad 11.5 S. Tablet ini
Baca Selengkapnya