Cilegon – Menurut Bank Dunia, satu dari empat negara berkembang diperkirakan akan mengalami penurunan tingkat kemakmuran dibandingkan sebelum pandemi COVID-19. Pada tahun 2026, negara-negara yang dihuni oleh lebih dari 80% populasi dunia diperkirakan akan tumbuh lebih lambat daripada dekade sebelumnya.
Senior Vice President dan Chief Economist The World Bank Group, Indermit Gill, menyatakan bahwa tanpa kebijakan yang lebih baik, memperbaiki prospek tersebut akan memerlukan keberuntungan. Rata-rata suku bunga global diperkirakan akan mencapai 4% pada tahun 2026, dua kali lipat dari rata-rata dua dekade sebelumnya.
Gill menekankan pentingnya kebijakan yang mendorong produktivitas, kewirausahaan, dan inovasi. Selain itu, kerja sama internasional yang lebih erat juga berperan dalam mencapai kemajuan menuju kemakmuran.
Model ini berkembang setelah runtuhnya Tembok Berlin. Dengan menggalakkan arus barang, modal, dan gagasan lintas negara, era kemakmuran global dapat tercapai.
Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara berkembang dan pasar emerging akan melambat dari 4,1% pada 2023 menjadi 4% pada 2024. Namun, pertumbuhan ini diperkirakan akan berbalik stabil pada 2025 hingga 2026.
Jika kita tidak memperhitungkan China, perekonomian negara berkembang diperkirakan akan mengalami kenaikan tipis meskipun berada pada laju yang lemah. Pertumbuhan ini diperkirakan mencapai 3,5% pada 2024, sebelum akhirnya menguat menjadi 3,9% pada 2025 hingga 2026.