Beredar Mualaf Baduy Minta Sumbangan, Jaro Saija: Jangan Dipercaya Itu Hoax
16 Maret 2021
16 Maret 2021
Lebak – Sebuah pesan berantai via aplikasi pesan WhatsApp menyebar di beberapa kalangan masyarakat. Pesan itu menyatakan bahwa warga Baduy yang mualaf meminta sumbangan karena terlunta-lunta setelah memeluk agama Islam.
Dalam pesan berantai, disebutkan bahwa orang baduy yang masuk Islam diwajibkan hanya membawa sehelai pakaian. Mereka juga dinyatakan keluar dari suku Baduy ketika memeluk agama Islam.
Menanggapi pesan berantai, Jaro Saija mengatakan bahwa berita itu tidak benar dan tak perlu dipercaya. Dia bahkan menyebut berita tersebut hoax.
“Jangan dipercaya berita itu hoax, berita bohong, soalnya kalau ada yang membantu apalagi diberikan kabar saya tidak suka, kalau ada yang memanfaatkan minta ya minta aja jangan bawa-bawa Baduy,” ujar Jaro Saija saat berdialog dengan Pemerhati Perlindungan Limgkungan dan Budaya, Dewi Komariyani di Lebak, Selasa (16/3/2021).
Jaro Saija juga menyangkal soal orang Baduy yang terlunta-lunta ketika keluar dari Baduy. Selama 8 tahun dirinya menjabat sebagai jaro atau kepala dusun, dia tak menemukan adanya orang Baduy terlunta-lunta. Yang ada, kata dia, kehidupan orang Baduy memang bercocok tanam dan tinggak di rumah-rumah sederhana.
“Memang ada satu dua orang keluar itu kan tidak terlunta-lunta, tidak kesengsaraan lalu berita-berita yang salah dan saya denger itu orang Baduy terlunta-lunta, orang Baduy tuh bukan terlunta-lunta, soalnya orang Baduy semua formalitasnya bertani, berkebun, menanam padi, menanam kencur, tanam pisang, tanam jahe. Terus rumahnya namanya ladang (saung) sampai 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun menetap satu rumah dengan orang tua (di Baduy). Itu sebetulnya bukan diusir, orang Baduy diusir, tetap dia masih domisili Baduy,” tuturnya.
Jaro Saija menyarankan kepada pemerimrah maupun masyarakatagar menghiraukan jika ada orang yang mengatasnamakan masyarakat Baduy meminta sumbangan. Jika menemukan kondisi seperti itu, Jaro Saija meminta agar masyarakat dapat mengklarifikasikan langsung ke pemangku adat suku Baduy.
“Saya merasa khawatir dan menyesal, itu semua orang-orang baduy aja yang dijual ternyata gak di Baduy, bukan semua orang Baduy. Kalau mau minta bantuan, minta aja bantuan jangan mengatasnamakan Baduy,” tegasnya.
Warga suku Baduy, katanya tidak ada yang sengsara pascamemeluk agama Islam. Pun dengan kehidupan warga Baduy di pedalaman Lebak, Banten.
“Baduy yang muallaf itu bukan Baduy keseluruhan, saya kira ada satu atau dua orang tidak semuanya perlu dibantu. Yang dianggap mereka Baduy semua mualaf itu bukan orang Baduy semua dan tidak sengsara. (warga Baduy) makmur semua, bisa makan sendiri, bisa bangun rumah sendiri dari hasil ladangnya. Kejelasan berita ini harus jelaskan bahwa berita tersebut hoax dan harus diluruskan,” katanya.
Tangerang – Pagar laut misterius sepanjang 30,16 kilometer di pesisir Kabupaten Tangerang, Banten, menjadi sorotan
Baca SelengkapnyaCilegon – DPC PPP Cilegon menggelar workshop bagi seluruh kadernya. Ketua DPC PPP Cilegon, Sahruji
Baca SelengkapnyaJakarta – Mahkamah Konstitusi menghapus ambang batas minimal persentase pengusulan pasangan calon presiden dan wakil
Baca SelengkapnyaJakarta – Presiden Indonesia ke-7, Joko Widodo, masuk dalam daftar finalis tokoh paling korup di
Baca SelengkapnyaCilegon – PLN Indonesia Power (PLN IP) melalui salah satu Unitnya yaitu Unit Bisnis Pembangkitan
Baca SelengkapnyaSerang – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Provinsi Banten, Arlan Marzan menerima
Baca SelengkapnyaSerang – Tiga bocah SD yang hanyut sepulang sekolah di Baros, Kabupaten Serang ditemukan tewas.
Baca SelengkapnyaSerang – Tiga bocah SD dilaporkan terbawa arus sungai saat lewati jembatan di belakang SMP
Baca SelengkapnyaLebak – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Provinsi Banten langsung menangani ruas jalan
Baca SelengkapnyaCilegon – Ormas besutan Hercules, GRIB Jaya kini mulai eksis di Cilegon, Banten. Hercules menunjuk
Baca Selengkapnya