IMG-20241015-WA0007
Bagikan

Cilegon – PT Krakatau Sarana Properti (KSP) berkomitmen untuk mengikuti aturan yang ada soal larangan menjual minuman keras di Cilegon. Komitmen itu ditunjukkan dengan unit bisnisnya The Royale Krakatau Hotel tak menjual miras dan sejenisnya.

Larangan penjualan Miras di Cilegon tertuang dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Cilegon Nomor 5 Tahun 2001 terkait masalah kesusilaan, perjudian, minuman keras dan penyalahgunaan narkoba. Perda itu menjadi salah satu komitmen yang disikapi dengan serius oleh PT Krakatau Sarana Properti (KSP) yang merupakan bagian bisnis Krakatau Steel Group yang bergerak dalam bisnis usaha non-baja tersebut.

Manager Corporate Secretary (Corsec) PT.Krakatau Sarana Properti, Ahmad Iqbal dalam keterangannya menyatakan bahwa KSP mendukung dan berkomitmen dalam menjalankan peraturan perda tersebut terkait dengan tidak menjual minuman keras beralkohol dengan kadar di 20% atau diatas 50%.

“Jadi perlu kami garisbawahi dan sekaligus ini mempertegas kepada semua pihak terkait masalah Perda Kota Cilegon no 5 tahun 2001, salah satu isunya membahas masalah minuman keras, bahwa kami tidak menjual minuman keras kepada pelanggan kami di The Royale Krakatau Hotel maupun di dua restoran yang ada didalamnya (The Surosowan dan The Kaibon),” ujarnya.

Menurutnya, isu yang beredar bahwa unit bisnisnya menjual miras merupakan upaya kesan negatif terhadap The Royale Krakatau Hotel.

“Hal ini harus kami tegaskan kepada publik Kota Cilegon, untuk menjawab berbagai isu yang mungkin sengaja disebarluaskan untuk memberikan kesan negatif terhadap PT KSP salah satunya terhadap unit usaha kami yaitu hotel dan restoran. Apalagi selama ini The Royale Krakatau Hotel maupun The Surosowan dan The Kaibon juga menjadi tempat yang sering dikunjungi bahkan banyak acara yang kerap digelar di sini baik itu oleh instansi Pemda, swasta, dan juga sampai keluarga,” katanya.

Selaku induk perusahaan, PT KSP mengaku secara rutin mengontrol kegiatan unit bisnisnya tersebut. Sebagai anak perusahaan BUMN, PT KSP yang salah satu unit bisnisnya bidang perhotelan mempertegas bahwa tak pernah menjual miras.

“Jadi secara kontrol dan transparansinya terkait masalah miras pada khususnya, publik juga bisa melihat bahwa The Royale Krakatau Hotel dan restoran kami merupakan tempat yang aman dan jauh dari masalah miras dan hal-hal yang terkait di dalam Perda No 5 tersebut,” katanya.

Iqbal juga berharap kedepannya segala penyebarluasan informasi yang mengarah tendensi provokatif yang sengaja dihembuskan baik itu kepada perusahaan Krakatau Steel Group maupun Kota Cilegon agar terkesan negatif dan tidak kondusif supaya dapat dihentikan, karena nantinya akan menimbulkan masalah hukum terhadap pihak-pihak yang sengaja memicu masalah ini.

“Sebagai perusahaan bagian milik Negara tentunya kami sangat paham betul akan hal ini. PT KSP tidak hanya mewakili dan menjaga nama baik dari Krakatau Steel Group semara, tapi sekaligus juga kami harus menjaga citra Kota Cilegon secara positif,” imbuhnya lagi

Sementara, General Manager The Royale Krakatau Hotel Rury Ilham, juga menyampaikan bahwa The Royale Krakatau Hotel dan dua unit usaha di dalamnya yakni restoran The Surosowan dan The Kaibon secara tegas tidak menjual minuman miras atau beralkohol di atas kadar 20%.

“Kami paham betul dengan adanya Perda no 5 tahun 2001 dan The Royale Krakatau Hotel mendukung adanya peraturan tersebut. Kita tidak akan pernah menjual minuman alkohol yang berat di atas kadar 20%, demikian juga dengan coctail, maupun wine. Yang perlu diketahui dan diluruskan supaya tidak ada lagi perdebatan yang panjang dan indikasi menuduh kami menjual miras, bahwa The Royale Krakatau Hotel itu berada di kawasan industri yang khususnya juga terdapat para pekerja ekspatriat dari luar misalnya dari Korea dan Jepang yang rata-rata mereka demand minum bir. Contohnya bagi orang Korea maupun Jepang, budaya minum bir atau arak di negaranya itu hal yang biasa seperti minum air putih. Sama  juga dengan orang Indonesia, kalo tiap hari tidak minum kopi kayanya kurang lengkap. Jadi para warga ekspatriat Korea dan Jepang tentunya sangat paham mengenai  lokal wisdom Kota Cilegon dan tidak ada pelanggan kami dari dua negara tersebut yang ditemukan mabuk atau mengadakan pesta miras di lingkungan kami. Kota Cilegon ini kan merupakan aset Bangsa karena terdapat Kawasan Industri Krakatau yang berpotensi besar mendatangkan para investor lokal maupun luar negeri. Karena kita tahu Kawasan Industri Krakatau Cilegon merupakan salah satu kawasan industri di Indonesia yang terlengkap secara infrastruktur maupun fasilitas pendukungnya. Contohnya dengan adanya The Royale Krakatau Hotel dan dua restoran yang kami miliki, dimana tempat kami sering dikunjungi oleh para pekerja asing yang bekerja di Kota ini dan sejauh ini perilaku mereka pun sangat baik dengan mematuhi segala aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah Kota Cilegon,” katanya.

(qbl/red)

KOMENTAR